Wednesday, November 20, 2019

Anak keren wajib membaca

Membaca adalah aktivitas positif yang memberikan manfaat sangat besar. Membaca dapat memperluas cakrawala ilmu, membentuk sikap dan keterampilan seseorang.


Tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa kualitas seseorang tergantung pada buku yang dibacanya. Seseorang yang gemar membaca akan berpengetahuan luas, lebih kritis, dan mampu menanggapi keadaan di sekitarnya dengan bijak.
Ironisnya, pada saat ini generasi muda banyak yang tidak suka membaca. Berdasarkan data Kantor Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 90% penduduk usia di atas 10 tahun tidak suka membaca buku. Penduduk negara maju membaca 20 hingga 30 judul buku per tahun, namun penduduk Indonesia hany membaca sekitar 3 judul buku per tahun. 
Finlandia menduduki peringkat pertama dengan tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100%. Data ini jelas menunjukkan bahwa minat membaca buku dan literasi penduduk Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan negara lain. 
Hal ini dikarenakan membaca masih belum menjadi gaya hidup penduduk Indonesia. Membaca masih menjadi beban, bukanlah sebuah kebutuhan. 
Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, seperti sulitnya akses buku berkualitas, sistem pendidikan yang kurang mendukung, perkembangan media sosial, serta kurang nya support dari pemerintah daerah dan minimnya dorongan dari keluarga untuk membaca.
Pertama, sulitnya akses buku berkualitas dialami oleh penduduk yang hidup di daerah terpencil. Perpustakaan yang kurang lengkap dan toko buku yang hanya menjual beberapa jenis buku tentu saja kurang mendukung masyarakat di daerah kecil untuk gemar membaca. Hal inilah yang dialami oleh penulis dan sahabat-sahabat Literasi yang berasal dari Kabupaten Pesisir Barat, Kecamatan Bangkunat, salah satu kabupaten kecil di Provinsi Lampung.
Kedua, adanya sistem pendidikan yang terkesan belajar hanya untuk mencapai nilai yang tinggi pada saat ujian, menyebabkan minat membaca dan memahami buku menjadi rendah. 
Parahnya, membaca hanya dilakukan pada saat hendak ujian akhir, hanya untuk sekadar memenuhi kewajiban belajar, bukan karena kebutuhan. Hal ini berkaitan erat dengan banyaknya orang yang hanya suka membeli buku, namun malas membaca. Membeli buku hanyalah sebuah keinginan untuk mengoleksi buku di rak, namun minim dalam hal membaca.
Ketiga, perkembangan teknologi, termasuk televisi dan beragamnya media sosial sangat menyita perhatian sebagian besar orang. 
Kami relawan literasi Lamban Pintakh mengajak, kepada seluruh sahabat-sahabat muda untuk tidak bosan-bosan nya mengajak masyarakat giat membaca serta mencerdaskan anak bangsa.

No comments:

Post a Comment